Ideologi
Komunis & kapitalisme Menurut Pandangan Agama Islam''
Ideologi Komunis & kapitalisme
Menurut Pandangan Agama Islam''
Pengertian Ideologi Agama
Agama Sebagai Ideologi pada tataran
individu, etika berfungsi sebagai proses awal pembentukan indentitas.
Konstruksi identitas akan memberikan kesadaran untuk mempercayai segala
kebenaran yang disampaikan oleh suatu agama. Jika seorang penganut agama sudah
punya kesadaran tentang identitasnya dalam suatu agama, maka komitmennya pada
agama tidak akan diragukan lagi. Dapat dikatakan bahwa militansi seorang
penganut agama berawal dari pembentukan identitas pada dirinya. Adanya
identifikasi spesifik di antara anggota kelompok. Termasuk masalah komitmen di
antara mereka dapat kita lihat pada cerita kepahlawanan ataupun perilaku yang
menidentikan perlawanan antara yang baik dan jahat. Tradisi keagamaan selalu
menunjukkan bahwa Tuhan tidak suka pada beberapa perilaku yang dianggap salah
dan juga memberikan restu pada perilaku yang dianggap benar. Konsep ini juga
memberikan pemahaman untuk memberikan reward pada pelaku agama, yang benar
diberikan pahala sedangkan yang salah diberikan dosa. Identitas kelompok (agama)
inilah yang menjadikan awal ideologisasi agama bagi pemeluknya. Ideologi
sendiri berfungsi untuk mempengaruhi kehidupan suatu kelompok agar sesuai
dengan apa yang telah digariskan sejak awal oleh agama tersebut. Di sisi lain
pada tingkat lebih lanjut identitas agama memberikan harapan besar bagi
masyarakat untuk maju, karena membentuk moral personal dan juga solidaritas
bagi masing-masing pemeluk agama. Namun demikian, sebagaimana ideologi, agama
tidak akan serta-merta dipercaya oleh para penganutnya, dalam keadaan ini
konstruksi identitas memberikan pengamanan akan keraguan tersebut. Hingga
penerimaan akan sebuah kepercayaan mutlak dan mesti dilakukan. Pada dataran
inilah kebanyakan pemerhati keagamaan memetakan asal-mula 9tindakan kekerasan
atas nama agama muncul. Menurut penulis sendiri agama sebagai Ideologi tidaklah
menjadi pokok persoalan, ketika ideologisasi ini mampu memberikan kenyamanan
dan keamanan bagi hidup di dunia dan akhir nanti. Karena memang setiap agama
menawarkan rasa aman kepada pengikutnya. Tentunya perasaan seperti inilah yang
dicari oleh setiap pengikut agama. Rasa aman memberikan ketenangan kepada
manusia akan kehidupan setelah mati, seperti apa yang selalu di informasikan
oleh setiap agama di dunia ini. Permasalahannya adalah pembenaran tindak
kekerasan terhadap kelompok lain.
1. Sosialisme-komunis.
Istilah komunisme sering
dicampuradukkan dengan komunis internasional. Komunisme atau Marxisme adalah
ideologi dasar yang umumnya digunakan oleh partai komunis di seluruh dunia. sedangkan
komunis internasional merupakan racikan ideologi ini berasal dari pemikiran
Lenin sehingga dapat pula disebut "Marxisme-Leninisme".
Dalam komunisme perubahan sosial harus
dimulai dari pengambil alihan alat-alat produksi melalui peran Partai Komunis.
Logika secara ringkasnya, perubahan sosial dimulai dari buruh atau yang lebih
dikenal dengan proletar (lihat: The Holy Family [1]), namun pengorganisasian
Buruh hanya dapat berhasil dengan melalui perjuangan partai. Partai membutuhkan
peran Politbiro sebagai think-tank. Dapat diringkas perubahan sosial hanya bisa
berhasil jika dicetuskan oleh Politbiro.
Komunisme sebagai anti-kapitalisme
menggunakan sistem partai komunis sebagai alat pengambil alihan kekuasaan dan
sangat menentang kepemilikan akumulasi modal pada individu. pada prinsipnya
semua adalah direpresentasikan sebagai milik rakyat dan oleh karena itu,
seluruh alat-alat produksi harus dikuasai oleh negara guna kemakmuran rakyat
secara merata, Komunisme memperkenalkan penggunaan sistem demokrasi keterwakilan
yang dilakukan oleh elit-elit partai komunis oleh karena itu sangat membatasi
langsung demokrasi pada rakyat yang bukan merupakan anggota partai komunis
karenanya dalam paham komunisme tidak dikenal hak perorangan sebagaimana
terdapat pada paham liberalisme.
Secara umum komunisme berlandasan pada
teori Materialisme Dialektika dan Materialisme Historis oleh karenanya tidak
bersandarkan pada kepercayaan mitos, takhayul dan agama dengan demikian tidak
ada pemberian doktrin pada rakyatnya, dengan prinsip bahwa "agama dianggap
candu" yang membuat orang berangan-angan yang membatasi rakyatnya dari
pemikiran ideologi lain karena dianggap tidak rasional serta keluar dari hal
yang nyata (kebenaran materi).
Komunisme pada awal kelahirannya adalah
sebagai koreksi terhadap paham kapitalisme yang dianggapya menjadi biang
terjadinya ketimpangan dan ketidak-adilan sosial, politik dan ekonomi. Maka
yang diperjuangkan komunisme adalah tercapainya masyarakat sosialis menuju apa
yang disebutnya sebagai masyarakat utopia. Langkah konkretnya, paham komunisme
yang dibangun oleh Karl Heinrich Mark (5 Mei 1818 – 14 Maret 1883) dan
Friedrich Engels (28 November 1820 – 5 Agustus 1895) ini menghapuskan hak milik
perorangan dan menggantikannya dengan milik bersama, dan berusaha supaya harta
benda, industri dan perusahaan menjadi milik negara, sehingga masyarakat hidup
sama rata.
Dalam perspektif rasio, dengan
mengingkari eksistensi sang Pencipta, ideologi ini jelas tidak rasional.
Alasannya:
(a) Seluruh materi yang ada di
dunia ini, termasuk manusia, memiliki keterbatasan dan bergantung pada yang
lain. Akal kita yang jujur akan mengakui, bahwa segala yang terbatas ini pasti
membutuhkan Zat Yang Tak Terbatas. Itulah Pencipta, Tuhan.
(b) Manusia dan alam semesta memiliki keseimbangan,
keteraturan, harmoni, dan keindahan yang luar biasa; yang semua itu tidak
mungkin terjadi serba kebetulan tanpa ada Zat Yang menciptakan dan
mengendalikannya.
Adapun secara fitrah, ideologi ini jelas
bertentangan dengan kenyataan bahwa dalam diri manusia ada naluri beragama
(religiusitas), yang mendorongnya selalu cenderung untuk melakukan
pengagungan/pemujaan kepada Zat Yang lebih tinggi dari dirinya; baik mereka
akui atau tidak; baik yang mereka agungkan itu Tuhan Yang sebenarnya atau "Tuhan"
palsu. Pada faktanya, orang-orang ateis hanya mengalihkan pengagungan itu—yang
seharusnya kepada Tuhan—menjadi kepada manusia.
2. Kapitalisme-sekular.
Kapitalisme punya dasar yaitu memisahkan
agama dari kehidupan, dengan begitu mereka bisa leluasa mencengkeram
negara-negara lain. Sesuai dengan sifat ideologi, adalah untuk menyebarluaskan
ideologinya itu.
Dalam tinjauan nalar, pengakuan terhadap
eksistensi Tuhan tetapi tidak otoritasnya untuk mengatur manusia adalah juga
tidak rasional.
Alasannya: (a) Pengingkaran atas
otoritas itu telah melahirkan sikap manusia untuk membuat sendiri aturan bagi
kehidupannya. Padahal manusia, sebagai makhluk, pada faktanya tidak bisa
memahami hakikat dirinya sendiri. Yang tahu hakikat manusia adalah
Pencipta-Nya, yakni Allah Swt. Apabila manusia tidak memahami hakikat dirinya
sendiri, apalagi membuat aturan yang terbaik bagi dirinya. (b) Tuhan—dalam hal
ini Allah Swt.—telah menurunkan wahyu-Nya, yakni al-Quran, melalui utusan
(Rasul)-Nya untuk mengatur kehidupan manusia. Secara rasional, al-Quran dapat
dibuktikan kebenarannya sebagai wahyu Allah. Karena itu, menjauhkan otoritas
Tuhan Yang Mahatahu untuk mengatur kehidupan manusia adalah tidak rasional.
Adapun secara fitrah, manusia, ketika
dibiarkan bebas membuat sendiri peraturan bagi kehidupannya, terbukti
melahirkan banyak perbedaan, pertentangan, bahkan konflik. Peraturan yang
dibuat juga sering berubah-ubah sesuai dengan kecenderungan dan hawa nafsu
manusia. Lebih dari itu, fakta telah membuktikan bahwa peratuan–peraturan yang
dibuat manusia—karena lebih didasarkan pada kecenderungan dan hawa
nafsunya—telah melahirkan banyak ekses negatif, menciptakan banyak kerusakan,
dan menimbulkan banyak kekacauan. Itulah yang terjadi seperti saat ini ketika
hak membuat aturan/hukum diberikan kepada rakyat melalui mekanisme demokrasi.
3. Islam.
Islam adalah akidah yang meyakini
eksistensi Tuhan sebagai Pencipta alam, manusia, dan kehidupan ini; sekaligus
mengakui bahwa Dialah satu-satunya yang memiliki otoritas untuk mengatur
kehidupan manusia. Singkatnya, akidah Islam mengajari manusia tentang keyakinan
dan kepasrahan total kepada Tuhan sang Pencipta, yakni Allah Swt.
Keyakinan terhadap eksistensi sekaligus
otoritas Tuhan inilah yang kemudian melahirkan keyakinan bahwa Tuhanlah
satu-satunya Yang mutlak dan berhak membuat hukum, sementara manusia hanya
sekadar pelaksananya saja. Dari sini lahirlah ideologi Islam, yang juga berisi
seperangkat aturan dalam berbagai aspek kehidupan manusia; termasuk yang
menyangkut aspek religiusitas dan spiritualitas manusia, atau yang menyangkut
agama.
Dalam perspektif akal, pengakuan
terhadap eksistensi Tuhan sekaligus otoritas-Nya untuk mengatur kehidupan
manusia adalah rasional.
Alasannya:
(a) Pada faktanya, di samping akal
dapat membuktikan secara benar bahwa Tuhan sang Pencipta, yakni Allah Swt. itu
ada, akal pun dapat membuktikan bahwa Dia telah menurunkan wahyu-Nya
berupa al-Quran kepada Rasul-Nya, yang kebenarannya sebagai wahyu bisa
dibuktikan secara rasional. Di dalam al-Quran sendiri tidak akan ditemukan
adanya pertentangan antar satu ayat dengan ayat lain, atau antar satu aturan
dengan aturan lain, yang menunjukkan bahwa ia berasal dari Zat Yang
Mahakuasa.
(b) Sepanjang aturan-aturan al-Quran
diterapkan dalam seluruh aspek kehidupan manusia, terbukti bahwa ia
mendatangkan rahmat bagi umat manusia seluruhnya. Ini adalah fakta sejarah yang
pernah terjadi dan berjalan selama-berabad-abad sejak zaman Nabi saw.
mendirikan Daulah Islamiyah di Madinah hingga keruntuhan Kekhilafahan Islam
terakhir di T urki, yang diawali oleh banyaknya penyimpangan terhadap al-Quran
yang dilakukan penguasa.
Adapun secara fitrah, pengakuan atas
eksistensi Tuhan sekaligus otoritas-Nya untuk mengatur manusia sesuai dengan
fitrah manusia yang serba terbatas, serba kurang, dan serba lemah; yang
menjadikannya butuh pada yang lain. Keserbaterbatasan, keserbakurangan, dan
keserbalemahan manusia ini pada faktanya membuktikan bahwa manusia membutuhkan
berbagai peraturan bagi kehidupannya yang tidak berasal dari dirinya, tetapi
bersumber dari al-Khalik, Tuhan Pencipta alam.
Islam menghormati hak milik
perorangan. Isalm mempersiapkan setiap orang untuk memiliki harta kekayaan
dengan ketentuan-ketentuan dan beberapa syarat yang ditetapkan sendiri oleh
Pemilik yang hakiki dari harta itu, yaitu Allah swt. Bagi Islam, siapapun dan
instansi apapun tidak boleh mengambil hak dan harta kekayaan seseorang
sepanjang diperoleh melalui jalan yang benar, dikembangkan dengan cara yang
baik, dan dikonsumsi untuk hal-hal yang aman serta memberi manfaat
dan mashlahat kepada masyarakat melalui pemberdayaan zakat. Namun, juka hak
milik perorangan sangat dibutuhkan oleh negara untuk kemaslahatan umum maka
pemiliknya harus rela melepaskannya, tetu denganimbalan yang memadai. Kaidah
fikih mengatakan :
”يتحمل الضرر الخاص لدفع الضرر العام” (Kerugian privat harus ditekan
untuk menolak kerugian publik).
Demikianlah syariat Islam yang apabila
dilaksanakan akan menjamin terwujudnya keadilan sosial dan kesinambungan
ekonomi serta menghindarkan dari ketimpangan.
Walhasil, dari paparan di atas, secara
nalar (rasio, akal) maupun fitrah, juga berdasarkan realitas sejarah manusia,
terbukti bahwa hanya Islamlah satu-satunya ideologi yang rasional dan sesuai
dengan fitrah manusia. Sebaliknya, Sosialisme-komunis dan Kapitalisme-sekular
adalah ideologi yang tidak rasional dan bertentangan dengan fitrah manusia; di
samping terbukti dalam sejarah telah menimbulkan banyak ekses negatif,
kerusakan, dan kekacauan.
Karena itu, dalam momentum Idul Fitri
ini, yang berarti kembali ke fitrah, sudah selayaknya kaum Muslim
segera kembali menerapkan semua aturan-aturan Islam (syariah), yang memang
telah sesuai dengan fitrah manusia, dalam semua aspek kehidupan. Sebaliknya,
sudah selayaknya kaum Muslim segera meninggalkan berbagai aturan yang berasal
dari ideologi Sosialisme-komunis maupun Kapitalisme-sekular, yang nyata-nyata
bertentangan dengan fitrah manusia, dan terbukti banyak menyengsarakan
kehidupan umat manusia.
Keengganan manusia untuk diatur dengan
aturan-aturan Allah hanyalah merupakan bukti kesombongan, kelancangan, dan
kekurangajaran dirinya di hadapan Penciptanya, Allah Swt., Zat Yang
Mahatahu atas segala sesuatu. Jika kita tetap bertahan untuk berkubang
dalam aturan-aturan buatan manusia dan tetap enggan diatur dengan
aturan-aturan Allah, layaklah kita merenungkan kembali firman Allah Swt.
berikut:
]أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللهِ حُكْمًا لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ[
Apakah hukum Jahiliah yang mereka
kehendaki. Siapakah yang lebih baik hukumnya daripada Allah bagi orang-orang yang
yakin?! (QS al-Maidah [5]: 50).
Ya, sekali ini kita patut merenungkan:
Adakah hukum/aturan yang lebih baik dibandingkan dengan hukum/aturan-aturan
Allah?! Apakah hukum/aturan-aturan yang berasal dari ideologi
Sosialisme-komunis dan Kapitalisme-sekular—yang notabene buatan manusia yang
serba terbatas, serba kurang, dan serba lemah—yang lebih baik ataukah
hukum/aturan-aturan Islam yang notabene buatan Allah Pencipta manusia Yang
Mahatahu atas segala sesuatu?!
Lalu mengapa kita tetap betah berkubang
dalam sistem/aturan yang berasal dari Kapitalisme-sekular yang terbukti buruk
ini dan tidak segera beranjak menuju sistem/aturan yang bersumber dari ideologi
Islam sebagai ideologi penebar rahmat?! Telah butakah mata dan kalbu kita?!
Na‘ûdzu billah mindzâlik!
How to make money from playing games with money in real money
ReplyDeleteLearn how to make money using real money gambling หาเงินออนไลน์ games. Learn 샌즈카지노 how to make money betting. Find 메리트 카지노 out how to become a millionaire!